Tampilkan postingan dengan label Kerja IT. Tampilkan semua postingan

Kerja di Bidang IT..??

Ratusan bahkan ribuan orang lulusan IT atau TI (Teknologi Informasi) saat ini sedang bertempur untuk untuk mendapatkan pekerjaan di bidang itu. Sengit memang persaiangan itu. Betapa tidak, jumlah lulusan dibidang ini meningkat dan akan selalu bertambah setiap tahunnya, sementara lowongan kerja yang dibuka tidak banyak. Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi pemenang dalam persaingan itu, tapi juga tidak begitu sulit. Loh…???

Bagaimana caranya bisa menjadi pemenang dalam perang tersebut..?? Saya punya caranya. Ikutin saja.

Kuliah Dulu
Bukan hal yang aneh ketika banyak perusahaan yang menjadikan Sarjana atau setidaknya D3 sebagai standar untuk mengisi posisi kerja di perusahaan tersebut ( hari gini mau kerja hanya modal Ijazah SMA..?? mau ngapain…???). Nilai atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) memang menjadi hal yang menjadi tolak ukur kebersilan di dunia pendidikan, walau sebenarnya dalam dunia kerja hal ini jarang-jarang berlaku. Namun tidak jarang perusahaan menginginkan IPK yang tinggi.

Bagusin Dulu Skillnya
Biasanya, lowongan pada bidang IT ini syaratnya spesifik. Misalkan seorang developer / programmer, otomatis harus menguasai setidaknya satu dari berbagai bahasa pemograman yang ada seperi bahasa C, C++, Visual Basic .Net, Java, dan lain sebagainya. Belum lagi banyak perusahaan yang mengharuskan para pelamar harus memahami UML alias Unified Modelling Language.

Kemudian menjadi seorang Network Engineer, setidaknya anda bisa mengelola dan memahami berbagai troubleshooting dalam berbagai jenis jaringan. Saya tidak menyarakan anda harus memahami semua pekerjaan dalam bidang IT, namun anda harus paham dan bisa menguasai satu bidang tertentu dalam pekerjaan IT. Misalkan anda sedikit menguasai tentang programming, ya mantapin tuh skill programmingnya.

Caranya bagaimana..?? saat ini sangat banyak kelas training yang ditujukan untuk mempertajam skill didikannya agar mampu bersaing di dunia kerja. Setidaknya ini akan menjadi nilai tambah walau anda tidak memiliki pengalaman sama sekali.

Jangan menjadi seorang lulusan IT yang memiliki nilai IPK yang sangat bagus namun dianggap belum bisa menjawab kebutuhan perusahaan karena tidak memiliki skill atau pengetahuan dasar tentang bidang pekerjaan yang akan anda rebut.

Sertifikasi Internasional..???, Harus..!!!
Setelah mempertajam skill jangan langsung bangga dong, karena belum tentu diakui. Saran saya, sebaiknya ikutan aja sertifikasi internasional. Memiliki sertifikasi internasional berarti anda dianggap mampu dan diakui secara interlokal Internasional. Ini sangat mirip dengan visa kerja karena jika memiliki seritifikasi internasional ini anda bisa bekerja bahkan diluar negeri karena sertifikat anda diakui secara internasional. Yang penting jangan mencari kerja di kutub. :D

Ada dua jenis sertifikasi internasional, yaitu sertifikasi oleh Asosiati IT yang bersifat netral dan Oleh Vendor IT-nya langsung. Contohnya, CompTIA merupakan vendor yang bersifat netral. Sedangkan Oracle, Cisco, Novell, Microsoft, dan Citrix adalah vendor IT yang mengeluarkan sertifikasinya sendiri.

Anda bisa mendapatkan sertifikasi internasional secara online dari Brainbech. Juga bisa di Prometric atau di Virtual University Enterprise (VUE) yang memiliki testing center di kota-kota besar di Indonesia.

Kampus tempat saya kuliah tidak populer..?? anda bisa mengalahkan pesaing anda dari kampus yang bahkan sangat populer karena anda memiliki sertifikasi internasional.

Misalkan saya, ketika banyak orang bertanya kuliah dimana..?? Saya jawab di STTIKOM Insan Unggul Cilegon, namun tidak banyak orang tau kampus itu ada dimana/benar-benar ada atau tidak, bahkan saya pernah dicurigai karena belum pernah mendengar nama kampus saya tersebut dan menganggap saya berbohong (maksudnya = bener ga nih anak kuliah…???). Karena memang benar-benar tidak populer kampus saya ( tapi kalau di Banten mungkin sedikit terkenal). Tapi jangan salah, justru saya mendapatkan sertifikasi Internasional-nya Cisco dari sana (CCNA 1 dan CCNA 2, sedangkan CCNA 3 dan CCNA 4 saya selesaikan di SidolaTech-Bandung). Namun saya mampu bersaing dengan lulusan Unikom, Gunadharma, BudiLuhur, Akakom, dan bahkan dari ITB.

Makanya, ga usah pake rebutan masuk kuliah ke kampus negeri dan populer namun tidak dapat apa-apa dari sana.

Banyakin Relasi
Yang ini juga sangat berpengaruh. Karena dengan memiliki jaringan yang luas, apalagi dekat dengan yang istilahnya orang dalam akan mempermudah langkah anda. Apalagi sampai direferensikan, wah kesempatan yang sangat bagus bukan..??

Oleh karena perluas jaringan anda dan jangan sungkan-sungkan untuk memintai bantuan terhadap siapapun yang anda kenal. Apakah itu saudara dekat/jauh, calon mertua, calon ipar, atau siapapun yang anda kenal. Yang penting jangan saya aja deh.. :D

Selamat berdjoeang…!!!!

post signature


Kerja Kantoran Bunuh Anda Pelan-Pelan

Bekerja di belakang meja sepertinya lebih aman ketimbang harus berjibaku di lapangan atau proyek konstruksi. Namun jangan salah! Kerja di kantor yang nyaman dengan duduk berlama-lama di depan komputer atau laptop bisa membunuh Anda pelan-pelan.

Hal yang paling diwaspadai dari dampak pola kerja sedentari atau kurang aktif ini adalah meningkatnya kemungkinan mengalami risiko pembekuan pembuluh vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT) hingga dua kali lipat.

Professor Richard Beasley dari Wellington Hospital di Selandia Baru seperti dilansir The Sun, menyatakan bahwa ancaman bahaya akan menghampiri Anda bila kerja delapan jam tiap hari dengan hanya berkutat di sekitar meja atau menghabiskan tiga jam berturut-turut dengan sekedar duduk mengoperasikan laptop.

Kasus DVT biasanya sering dikaitkan dengan penerbangan jarah jauh yang memerlukan waktu berjam-jam. Pembekuan darah terjadi di pembuluh vena dan biasanya pada bagian betis. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer darah, biasanya akan pecah dan terbawa ke paru-paru dan berujung pada emboli paru-paru yang mematikan.

Beasley menganjurkan pekerja kantoran untuk rutin melakukan peregangan otot untuk mempertahankan kelancaran aliran darah. Sebuah riset di Italia pun mengindikasikan peregangan dan relaksasi menurunkan kasus sakit kepala para karyawan hingga 40 persen.

Risiko lain yang mengintai para pekerja kantoran adalah bakteri dan virus mematikan yang berada di tempat kerja. Permukaan dan sela-sela keyboard komputer bisa menjadi sumber penyakit karena menyimpan kuman berbahaya yang jumlahnya bahkan mungkin melebihi kloset di kamar mandi Anda.

Sebuah penelitian di Inggris belum lama ini melaporkan beberapa keyboard di sebuah perkantoran LIMA KALI menyimpan lebih banyak jumlah kuman ketimbang sebuah kamar kecil. Penelitian ini diungkap seorang ahli yang disewa oleh Majalah Which?Computing di mana mereka menemukan beragam jenis bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, coliform, staphylococcus aureus yang menyebabkan beragam infeksi mulai dari masalah diare, kulit hingga radang paru-paru atau pneumonia.

Bakteri juga tidak hanya sembunyi di keyboard namun juga pada meja, telepon dan alat lain. Peneliti dari University Of Arizona menyatakan keyboard masih cukup bersih ketimbang kursi yang duduki. Para ahli mikrobiologi menemukan sebuah kursi bisa menyimpan 10 juga mikroba, sedangkan rata-rata sebuah kantor bisa menyimpan 20.000 mikroba pada setiap permukaan 1 inci persegi. Begitu banyaknya jumlah mikroba ini tentu tidak terlepas dari kebiasaan buruk karyawan dalam memperlakukan tempat kerja.

Sindrom Mata
Selain pembekuan darah dan mikroba, ancaman lainnya adalah sindrom mata akibat komputer yang baru-baru ini diperingatkan American Optometric Association. Gejala sindrom ini adalah mata perih, sensitif terhadap cahaya, nyeri di leher dan punggung.

Dr Kent Daum, dari Illinois College Of Optometry di Chicago mengatakan: "Bekerja di depan komputer membuat mata bekerja keras karena tuntutan pergerakan mata dan fokusing yang baik. Re-focusing menyebabkan stres pada otot mata yang bisa berakibat pada gangguan mata.

Kerusakan Paru-paru
Hal lain yang juga dicemaskan adalah bahaya Printer Laser terhadap kesehatan paru-paru karyawan. Peneliti dari Australia's Queensland University Of Technology menemukan dampak alat ini mirip asap rokok. Satu dari tiga printer yang diteliti mengeluaran semacam partikel merugikan. Partikel ini bisa terhirup dan masuk paru-paru dan memicu masalah pernafasan.

Di samping laser printer, asap elektronik juga bisa menjadi ancaman. Tim ahli dari London's Imperial College menyatakan medan listrik yang timbul dari alat-alat kantor bisa memicu sakit kepala dan masalah lainnya.

Salah satu peneliti, Keith Jamieson, menjelaskan : "Medan listrik punya pengaruh kuat terhadap udara. Itulah sebabnya di belakang monitor komputer selalu dikotori debu. Hal sama juga berlaku pada kulit dan paru-paru manusia. Ini dapat meningkatkan penyerapan racun yang harus dinetralisir tubuh," paparnya.

Yang terakhir, ancaman di tempat kerja adalah Sick Building Syndrome. Menurut WHO, gejalannya adalah iritasi pada mata , hidung dan tenggorokan, selain juga pusing dan sakit kepala. Hal ini dapat terjadi akibat buruknya ventilasi, tingginya temperatur dan buruknya pencahayaan.

ReplyReply All Move...New